Langsung ke konten utama

 Mei 20, 2024

GAYANG SENJATA KHAS TIDUNG, KALIMANTAN UTARA

    





Indonesia memiliki ragam suku bangsa didalamnya 
mulai dari cara berpakaian,bahasa,kebiasaan masyarakat,terkhususnya suku tidung.
kali ini saya akan membawas awal mula berdirinya suku tidung,suku tidung adalah suku yang berasal dari daratan asia yang berimigrasi sskitar abad ke 5-1,
kebiasaan masyarakat tidung hidup tidak jauh berdampinggab erat dengan alam,oleh karna itu masyrakat tidak jauh dengan senjata tradisional



Bagian bagian senjata gayang terdiri dari sarung bilah,gagang,dan bagian inti.sarung bilah tersebut dari kayu dan di hiasi dengan ukiran khas selain itu terikat kantong pais yang berisi pisau penyerut dan gading babi di lengkapi beberapa aksesoris seperti bulu hewan.gagang gaya terbuat dari kayu dan memiliki bentuk dan ukiran yang khas yang di lengkapi bulu/rambut dari hewan.inti dari gayang berupa besi tajam



BERIKUT INI ADALAH CARA DAN PROSES PEMBUATAN GAYANG :

a. Bahan
Besi atau baja. Bisa berupa besi pegas mobil, as mesin perahu tempel, gergaji mesin, dan sebagainya.

b. Peralatan
-Perapian atau tungku pembakaran
-Bak air untuk penyepuhan.
-Landasan berupa besi berkepala datar yang ditancapkan pada potongan batang kayu.
-Palu dalam berbagai ukuran.
-Penjepit.
-Betel.
-Pompa udara bermesin.
-Gurinda tangan dan gurinda mesin.
-Kikir.
-Gunting pemotong besi panas.
-Ketam baja.
-Slip mesin atau batu asahan.


PROSES PEMBUATAN GAYANG 

1 MEMBUAT BILA(BESI GAYANG)
• Menyiapkan bahan untuk membuat gayang yang berupa bilah-bilah besi dengan ukuran yang kira-kira sesuai dengan ukuran gayang yang akan dibuat.

Membakar lempengan besi hingga merah menyala, kemudian menempa besi tersebut menurut bentuk yang diinginkan. Lalu memasukkan lempengan besi ke dalam air dingin, lalu membakar dan menempanya kembali. Proses ini dilakukan berulang-ulang.



• Menggurinda gayang dengan gurinda mesin atau gurinda tangan sehingga memperoleh bentuk gayang yang sempurna.

• Menyepuh gayang.
Mengikir bentuk gayang tersebut untuk mendapatkan ketajaman.
Mengetam dengan ketam baja untuk menghaluskan gayang dan untuk menghilangkan bekas pukulan dan sepuhan.


• Menyelip dengan slip mesin untuk mengkilapkan permukaan gayang.
Mengetok dengan betel baja untuk menera hiasan pada gayang.


2.MEMBUAT HULU(pegang gayang)

Setelah pembuatan bilah selesai, langkah berikutnya adalah membuat hulu atau pegangan gayang. Bahan untuk membuat hulu gayang adalah kayu yang berserat, misalnya kayu jambu biji atau kayu mahar. Detail ukiran pada hulu biasanya langsung dikerjakan tanpa menggambar pola terlebih dahulu.

Bilah gayang dipasang pada hulu dengan cara menancapkan pangkalnya pada lubang di dataran hulu. Selanjutnya memberi getah malau pada lubang tersebut di sekeliling besi.




3.PEMBUATAN KUMPANG(Sarung/Tempat)

Kumpang dibuat dari kayu pantung. Akan lebih bagus lagi jika dibuat dari kayu mahar. Setelah bahan pembuat kumpang yang berupa bilah-bilah kayu diperoleh, langkah selanjutnya adalah memahat bagian dalam kayu tersebut. Bila kedua bilah kayu tersebut ditangkupkan akan didapatkan rongga pipih panjang sesuai ukuran bilah gayang. Setelah kedua bilah kayu tersebut tertangkup baik dan pas, selanjutnya diikat dengan rajutan dari kulit rotan tiga atau empat bagian. Tahap paling akhir adalah mengukir kumpang dengan ragam hias bentuk binatang seperti buaya atau ular.





Gayang terbagi menjadi 2 , ada gayang polos(tidak ada ukiran/motif) yang digunakan sehari-hari contohnya seperti menebang pohon,bercocok tanam,berburu,dan menjadi alat pertahanan diri. Ada juga gayang turun temurun (bermotif/ukiran) yang digunakan disaat tertentu seperti upacara adat dan ritual-ritual tertentu.

Masyarakat Tidung ialah contoh yang sangat menarik dari keberagaman budaya Indonesia dengan kehidupan yang berdampingan dengan alam sistem sosial yang solid kekayaan budaya adat keahlian dengan kerajinan tangan dan kesehatan terhadap tradisi dan mereka juga membentuk sebuah komunitas yang unik dan menarik untuk kita pelajari salah satu pedang gaya yang tidak hanya digunakan dalam tempur fisik tetapi juga memiliki makna simbolis yang dalam sebagai simbol keberanian kehormatan dan identitas suku pedagang sering juga menyediakan dalam upacara adat atau peristiwa penting lainnya.




                                ~ TERIMA KASIH  ~


Diupload oleh: Nataniel suba 
Kelas:x.3





Anggota kelompok 4 
- Adyaraka Nurfalah
- Nataniel suba
- Alexandro Desta .J
- Hamilton 
- Nabil
- M.Apdika Chandra 




*REFERENSI*

https://bujangbarai.blogspot.com/p/cara-membuat-mandau.html?m=1
https://youtu.be/xeM3d4PC0Xs?si=xMm8DVi-njh-YFXL
https://images.app.goo.gl/gdDBCXtN6jHHKfPD9
https://images.app.goo.gl/Az16dfnUHrJsJzVM7
https://images.app.goo.gl/WXfCuaPSfbk5pQpR8
https://cdn.rri.co.id/berita/44/images/1701653941902-D/6jq9c5y3rahos7r.jpeg
https://images.app.goo.gl/ZRCSfFA3JQDfcWQ29

Komentar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RUMAH TIDUNG